Saudaraku
yang baik, ketenangan menjadi sesuatu yang dibutuhkan setiap orang.
Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau saat hendak mengambil
keputusan. Orang yang tenang tidak pernah galau, panik tergesa-gesa,
tidak emosional, tidak overacting. Orang tenang akan bisa menerima
informasi lebih banyak, hingga dia bisa lebih memahami. Sedangkan orang
yang emosional pendek kemampuan memahaminya, akibatnya kalau merespon
akan tidak bagus karena keterbatasan pemahamannya.
Namun,
ketenangan harus diupayakan agar tidak berujung menjadi sombong.
Cirinya adalah ketika ia tidak peduli kepada orang lain. Dia diam tapi
tidak mau mendengarkan. Malah mungkin asyik melakukan kegiatan yang lain
(saat orang lain berbicara padanya). Atau, ada orang yang diam karena
dia tengah memikirkan bantahan kepada orang lain, bukannya mengemas
manfaat dari pembicaraan yang didengarnya.
Sehingga,
tenangya kita responsif, tidak justru pelit. Reponsif seseorang memang
bisa dipengaruhi oleh banyaknya keinginan, demografi (asal tempat
menetapnya), lingkungan, tekanan kesulitan. Namun itu bisa diubah kalau
memang ingin berubah. Nabi Muhammad SAW sendiri tertawa bila orang lain
tengah melucu. Demikian pula bagi seorang pemimpin, keputusan terbaik
adalah ketika ia memang memiliki akses informasi lengkap. Makin lengkap
informasi makin akurat keputusannya. Dan informasi itu sendiri tidak
boleh diambil hanya dari satu pihak. Kita harus belajar dari kedua belah
pihak, baru mengambil keputusan. Dan yang harus kita sadari adalah
tidak ada keputusan tanpa resiko, semua keputusan ada resikonya. Kita
hanya perlu menghitung resiko yang paling minimal. Wallahu a`lam.